Thursday 18 October 2018

DOWNLOAD SOFTWARE CAT 2018

Salah satu tahapan dalam proses penyeleksian penerimaan cpns 4 tahun terakhir adalah dengan penggunaan sistem komputer atau sistem CAT. Penerapan tahapan penyeleksian pengadaan PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau ASN (Aparatur Sipil Negara) dengan sistem komputer memiliki keuanggulan antara lain ;
  1. Waktu yang digunakan untuk proses penyeleksian jadi lebih singkat.
  2. Mengurangi unsur human error atau potensi terjadinya kecurangan karena proses koreksi secara manual.
  3. Hasil penyeleksian menjadi lebih transparan karena hasil dari tes ini menampilkan peserta yang lolos atau tidak lolos dalam mengikuti proses seleksi secara langsung dan mengurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah.

Untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti tes CAT ada baiknya anda telah berlatih menggunakan komputer untuk mengerjakan tes, karena anda bisa saja gugup atau tidak terbiasa menggunakan komputer yang menyebabkan kesalahan dalam proses pengerjaan. Berikut saya bagikan link download software simulasi CAT :




Alternatif link download (jika Link di atas tidak bisa)




*cara download file pada link di atas, klik pada url diatas(software 1, 2,...) dan klik kembali pada "SKIP ADS" pada bagian pojok kanan atas setelah angka hitungan mundur hilang dan berganti dengan tulisan "SKIP ADS"

Selamat berlatih, semoga bermanfaat....





#klik gambar untuk mengumpulkan uang dari internet

Saturday 17 February 2018

Prosedur Pengendalian Dokumen


DOWNLOAD

Prosedur Pengendalian Dokumen

SOP/UPM/DJBM-01


Manual Sistem Manajemen Terintegrasi (Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Lingkungan)

DOWNLOAD 

Manual Sistem Manajemen Terintegrasi (Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Lingkungan)

MMK3L/DJBM/2016

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


Friday 16 February 2018

STANDAR PERENCANAAN IRIGASI





Bagi temen - teman yang membutuhkan Standar Perencanaan Irigasi, silahkan download filenya di sini :

1. KP 01 Jaringan Irigasi                                  =>> KP 01 JARINGAN IRIGASI

2. KP 02 Bangunan Utama                              =>> KP 02 BANGUNAN UTAMA

3. KP 03 Saluran                                              =>> KP 03 SALURAN

4. KP 04 Bagian Bangunan                             =>>   KP 04 BAGIAN BANGUNAN

5. KP 05 Petak Teriser                                     =>> KP 05 PETAK TERSIER

6. KP 06 Parameter Bangunan                         =>> KP 06 PARAMETER BANGUNAN

7. KP 07 Standar Penggambaran                       =>> KP 07 STANDAR PENGGAMBARAN

8. KP 08 Standar Pintu Pengatur Air Irigasi      =>> KP 08 STANDAR PENGATUR PINTU AIR
    (Perencanaan, Pemasangan dll...)

9. KP 09 Standar Pintu Pengatur Air Irigasi      =>> KP 09 STANDAR PENGATUR PINTU AIR
    ( Spesifikasi Teknis)


Semoga Bermanfaat

Saturday 21 January 2017

Informasi Singkat Pembangunan Diversion Tunnel (Saluran Pengelak) Bendungan Jatigede Sumedang

PEMBANGUNAN SALURAN PENGELAK (DIVERSION TUNNEL) PADA PROYEK BENDUNGAN JATIGEDE SUMEDANG

Latarbelakang Proyek :
Bendung rentang yang berada di Sungai Cimanuk wilayah kabupaten Indramayu Jawa Barat yang saat ini masih berfungsi dengan baik kondisinya sangat kekurangan air untuk bisa mencukupi daerah irigasinya yang seluas 90.000 ha pada saat musim kemarau.

Manfaat Proyek :
  • Penyediaan Pangan Nasional (Daerah Irigasi = 90.000 Ha)
  • Air Baku di Pantura (Air Baku = 3500 liter/detik)
  • Perlindungan Banjir
  • Pariwisata kawasan waduk
  • Budidaya perikanan tangkapan
Lokasi Proyek :
Lokasi Pembangunan Bendungan Jatigede

DIVERSION TUNNEL (SALURAN PENGELAK)
adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk mengalihkan air sungai selama pekerjaan badan bendung masih dalam masa pelaksnanaan.
Sliding FrameWork untuk pengecoran Diversion Tunnel
Metode Pelaksanaan Pembangunan Diversion Tunnel pada Proyek Bendungan Jatigede


Kendala-Kendala yang terjadi selama proses pembuatan saluran pengelak (Diversion Tunnel)



Friday 21 October 2016

DOWNLOAD BUKU PEDOMAN 08/SE/Db/2013/SMM MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2013

DOWNLOAD BUKU PEDOMAN 08/SE/Db/2013/SMM MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2013


Umum

Sebagai salah satu langkah strategis Ditjen Bina Marga dalam peningkatan manajemen dan kinerja aset jalan adalah dengan mengembangkan dan meningkatkan pendekatan perencanaan dan desain. Manual Perkerasan Jalan ini disusun sebagai bahan dari hal tersebut untuk mengakomodasi tantangan - tantangan dalam kinerja aset jalan Indonesia.


Dasar Pembentukan

  1. Undang-undang Repubik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
  2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;
  3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis dan Kriteria Teknis Jalan;



Silahkan download file Manual Desain Perkerasan Jalan di bawah ini :



*cara download file pada link di atas, klik pada url diatas (Part 1 atau Part 2) dan klik kembali "SKIP ADS" pada bagian pojok kanan atas setelah angka hitungan mundur hilang dan berganti dengan tulisan "SKIP ADS"

Semoga bermanfaat.....

Saturday 8 October 2016

Batching Plant

Pemeriksaan Kelaikan Operasi Peralatan Produksi Campuran Beton Semen (Batching Plant)

1.    Ruang Lingkup
Manual ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dan jenis/tipe peralatan produksi campuran beton semen serta beberapa hal yang terkait dengan persyaratan teknis yang harus dimiliki dan pemeriksaan kelaikan operasi serta pengoperasian peralatan produksi campuran beton semen (Batching Plant).
2.    Acuan Normatif
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pedoman Konstruksi dan Bangunan, PdT-14-2003.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pelaksanaan, Perkerasan Jalan Beton Semen, Pedoman Konstruksi dan Bangunan, PdT-05-2004-B.
Robert L. Peurifoy. PE ; Clifford J. Schexmayder, PE, PHd. Mc Graw Hill, Construction Planning, Equipment, and Methods, Sixth Edition, 2003.

Direktorat Jenderal Bina Marga, Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan, edisi 2010, Revisi 2
1.    Istilah dan Definisi
3.1.         Additive
Bahan tambah mineral yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton, biasanya dapat menggantikan sebagian bahan semen, seperti pozzolan, fly ash, slag dan silica fume.
3.2.         Admixture
Bahan tambahan kimiawi berupa bubukan atau cairan yang ditambahkan ke dalam campuran selama pencampuran berlangsung. Fungsinya untuk mengubah sifat beton agar lebih cocok untuk kondisi atau pekerjaan tertentu.
3.3.        Fixed Blade
Adalah pelat-pelat melengkung yang dipasang dibagian dalam drum pencampur beton yang membentuk ulir keong.
3.4.         Free Fall Mixer
Proses pencampuran bahan-bahan/material beton semen yang terjadi akibat jatuh sendiri sewaktu diputar. 
3.5.         Hopper
Alat pengangkat bahan atau material untuk campuran beton semen.
3.6.         Pan Mixer
Alat pencampur bahan-bahan atau material beton semen yang berbentuk panic.
3.7.         Pre-cast Concrete
Beton yang dibuat atau dicetak terlebih dulu sebelum dipasang.
3.8.         Power Mixer
Proses pencampuran beton semen yang menggunakan tenaga penggerak dari pemutar (pengaduk)
3.9.         Retarder
Bahan tambah yang berfungsi menghambat waktu pengikatan beton.
3.10.      Slump
Angka penurunan tinggi kerucut beton
3.11.      Tremie
Pipa penyaluran campuran beton semen pada lokasi pengecoran yang jauh dari sumber penyediaan betonnya.

Pengenalan Fungsi dan Macam-Macam Jenis/Tipe Peralatan Produksi Campuran Beton Semen atau Batching Plant

Batching Plant
Batching Plant adalah seperangkat peralatan untuk memproduksi campuran beton semen atau cement concrete.
Material bahan campuran terdiri dari semen, agregat, air dan bahan tambahan lain seperti additive atau retarder.
Dari segi teknik atau cara  pencampurannya maka alat pencampur beton semen atau mixer ada dua (2) cara, yaitu freefall mixer dan power mixer
.
Pada freefall mixer, maka material yang akan diaduk diangkat ke atas oleh sudu-sudu keong dalam drum yang berputar kemudian teraduk-aduk pada saat berjatuhan artinya material di dalam drum pencampur akan teraduk sendiri akibat sudu-sudu di dalam drum yang berputar. Pada power mixer, maka material yang berada di dalam mixer akan diaduk oleh pedal-pedal di dalam mixer yang diputar mesin.
Dari segi pemanfaatannya, maka tata cara pencampuran beton semen ini ada dua (2) cara, yaitu Transit mixed atau pencampuran selama pengangkutan dan Central mixed atau biasa disebut Ready mixed, yaitu pencampuran dilakukan di satu tempat (terpusat). Pada umumya saat ini pelaksanaan pekerjaan beton semen menggunakan tata cara pencampuran di pusat batching plant dan mengangkut hasil campuran beton semennya (ready mixed) ke lokasi pekerjaan menggunakan truck mixer.

Freefall Mixer
Silinder atau drum sebuah alat pencampur bebas atau free fall mixer dapat diisi dan dikeluarkan isinya dengan mengubah arah putarannya atau mengeluarkan isinya dengan cara dijungkirkan (tipping up). Kecepatan putaran drum harus benar-benar mengikuti spesifikasi dari pabriknya. Kecepatan putaran ini tidak boleh terlalu tinggi agar jatuhnya material campuran tidak dipengaruhi oleh gaya centrifugal. Alat pencampur bebas ini cocok untuk membuat beton semen yang tidak terlalu kaku, rata-rata untuk beton semen dengan slump ± 2 in (± 5 cm).

Alat Pencampur Angkat atau Tilting Mixer.
Pada umumnya diletakan di atas trailer sehingga bisa dipindah-pindah (lihat gambar 1), mempunyai kapasitas mencampur yang kecil sampai kapasitas sedang ± 250 liter s/d ± 1.000 liter atau ± 7 m3 /hari. Pada alat pencampur ini yang berkapasitas kecil mempunyai 2 (dua) poros putar, yaitu poros untuk memutar drumnya melalui roda gigi di sekeliling drum (diputar oleh motor bensin atau diesel) dan satu poros lagi untuk menjungkirkan atau menegakkan drum. Pengisian material dilakukan secara manual dengan perbandingan sesuai persyaratan campuran betonnya.
Untuk pencampuran tipe ini yang berkapasitas agak besar biasanya cara pengisian materialnya melalui sebuah bucket atau skip loader atau hopper yang ditarik dari bawah ke atas memakai tenaga motor bensin atau motor diesel.
Gambar 1. Alat Pencampur Angkat
      Alat Pencampur Reversibel atau Reversible Mixer
Alat pencampur tipe reversibel ini berputar dengan poros horizontal, mempunyai dua bukaan, satu untuk pengisian dan bukaan yang lainnya untuk pembuangan. Pada waktu mengaduk, drum berputar pada satu arah putaran sedangkan pada waktu mengeluarkan hasil adukan drum diputar pada arah putaran yang berlawanan.

Pada umunya alat pencampur ini dilengkapi skip loader atau hopper sebagai alat pengisi serta tangki air berikut meteran airnya. Bahkan untuk yang berkapasitas cukup besar ± s/d 10 m3  juga dilengkapi timbangan agregat. Biasa dipakai di central atau pusat pencampuran (central mixing plant). Lihat gambar 2 dan gambar 3
Gambar 2. Alat Pencampur Reversible

Gambar 3.  Alat Pencampur Reversible
Power Mixer 
Power Mixer atau Alat Pencampur Bermesin mengaduk bahan-bahan material campurannya di dalam drum pencampur yang dipasangi lengan-lengan atau pedal yang diputar mesin. Untuk mencegah melekatnya beton semen ke dinding ataupun dasar atau alas drum, maka beberapa pedal akan membersihkan beton semennya dari dinding atau alas drum.
Alat Pencampur Bermesin ini terdiri dari 2 (dua) macam drum pencampur, yaitu drum pencampur berbentuk panci yang disebut Pan Mixer dengan lengan-lengan berputar mendatar pada poros vertikal dan drum pencampur berbentuk drum terbuka.
Alat pencampur bermesin ini lebih banyak dipakai pada produksi beton semen jadi atau Ready Mixed concrete karena kapasitas produksinya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan Freefall Mixer.



Pan Mixer
Dengan drum berbentuk panci (pan), lengan dengan pedal pengaduk berputar mendatar pada poros vertikal (lihat Gambar 4).
Ada beberapa macam pan mixer yaitu a) pan mixer dengan panci (pan) dan lengan berputar masing-masing berlawanan arah, b) panci (pan) diam, lengan-lengan berputar bersama-sama dengan arah putar yang sama, c) panci (pan) diam tapi lengan-lengan berputar berlain arah. Ketiga macam pan mixer diatas disebut Turbo Mixer.
Pada Planetary Mixer maka poros vertikal berputar pada lokasi eksentris pada panci (pan) yang diam, sehingga terjadi gerakan ganda dari lengan dan pedalnya. Pada Counter Flow Mixer,  maka poros vertikal tetap diam pada lokasi eksentris dalam panci (pan) yang berputar. Panci (pan) dan lengan-lengan berputar masing-masing berlawanan arah. Pada Even Flow Mixer sama seperti pada counter flow mixer, hanya putarannya pada arah yang sama. Gambar 4 memperlihatkan Planetary mixer dengan putaran berlawanan.
Kapasitas pencampuran pada Pan Mixer ini umumnya cukup besar, mulai dari 2,5 m3 s/d 3,5 m3  dengan produksi perharinya rata-rata bisa mencapai 35 m3  s/d  200 m3

Gambar 4. Pan Mixer (Planetary Mixer)

Pencampur Tabung Datar atau Trough Mixer
Alat pencampur ini berbentuk hampir menyerupai setengah tabung mendatar dengan bukaan di bagian atas sebagai tempat pengisian dan di bagian bawah terdapat pintu untuk pengeluaran.
Ada 2 (dua) macam alat pencampur tabung datar ini, yaitu a) pencampur poros tunggal, dan b) pencampur poros ganda. Pada pencampur poros tunggal maka material yang sudah dituangkan ke dalam tabung akan diaduk-aduk oleh pedal-pedal pada lengan-lengan yang dipasang pada poros yang diputar mesin. Ada juga pedalnya yang berbentuk spiral seperti terlihat pada gambar 5.
Gambar 6 memperlihatkan pencampur poros ganda dengan kedua porosnya berputar berlawanan arah, sepanjang kedua poros dipasangi lengan-lengan saling bersilangan dan pada ujung lengan dipasang pedal.
Pada kedua macam pencampur baik poros tunggal maupun poros ganda, maka bagian dinding sebelah dalam dilapisi dengan pelat aus, yang dapat diganti baru apabila sudah tipis karena aus.
Gambar 5. Power Mixer dengan Pedal Spiral           Gambar 6. Power Mixer Poros Ganda

Beton Ready Mixed atau Ready Mixed Concrete
Beton ready mixed pada umumya dibuat dipusat pencampuran atau central plant yang dilengkapi truk pengangkut beton yang akan membawa campuran beton semen ke lokasi pekerjaan.
Alat pencampur beton yang dipakai bisa alat pencampur tipe panci (pan mixer) atau alat pencampur tabung datar. Sedangkan truck pengangkutnya biasanya dari model truck mixer jenis pengeluaran putaran terbalik atau counter rotation. Rata-rata truck mixer yang dipakai mempunyai kapasitas sekitar 5 m3 sampai 8 m3 tergantung kondisi jalan yang akan dilalui. Contoh truck mixer dan bentuk komponen bagian dalamnya seperti terlihat pada gambar 8 dan gambar 9.
Truck mixer ini pada umumnya tidak dimiliki oleh kontraktor pelaksana pekerjaan konstruksi di lapangan, melainkan menjadi satu kelengkapan armada peralatan produksi beton semen atau batching plant.
Truck mixer mampu membentuk campuran beton yang homogen selama 100 putaran dari drumnya dengan kecepatan putaran berkisar antara 8 sampai 12 rpm.
Sistem pencampuran adalah pencampuran freefall dengan tipe putaran balik. Apabila dipakai Truck mixer untuk pengangkutan campuran beton semen maka perlu diperhatikan kondisi lapangan serta jarak tempuhnya, terutama pada kondisi cuaca panas.
Putaran drum serta jarak tempat yang jauh dapat mengakibatkan campuran beton semen mengeras. Untuk mencegahnya maka AC1 304(1) menyarankan untuk menyimpan sebagian air selama dalam perjalanan dan baru ditambahkan setelah tiba di tempat tujuan dan drum diputar sebanyak ± 30 putaran.
Untuk mengatasi kondisi di atas maka pada umumnya pada Truck Mixer selalu dilengkapi tangki air berikut meteran pengukurannya.


Gambar 7. Silo Tempat Penyimpanan Semen

Gambar 8. Contoh Truck Mixer


Gambar 9. Truck Mixer dengan Bentuk Sudu Spriral atau Sudu Keong



 Sistem Pemasok atau Penempatan Beton Semen

Setibanya campuran beton semen di lokasi pekerjaan atau lokasi proyek, maka campuran beton semen tadi harus segera dialirkan ke lokasi akhir penempatannya, misalnya lantai, tiang atau kolom pada bangunan gedung, cetakan atau mold pada pembuatan gelagar jembatan, atau permukaan jalan pada pekerjaan bangunan permukaan perkerasan jalan rigid pavement.


Penempatan atau pemasokan campuran beton semen ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara tergantung pada kondisi yang ada di lapangan, antara lain dari pergerakan yang ada apakah mendatar atau tegak (vertikal), jarak jauh atau dekat.

Berbagai cara pemasokan campuran beton semen yang dikenal, antara lain sebagai berikut:
1.     Dengan mangkok atau buckets
2.     Buggies dan kereta dorong atau wheel barrows
3.     Corong atau chutes
4.     Pipa atau drop pipes
5.     Ban berjalan atau belt conveyors
6.     Pompa beton atau concrete pumps

Dengan Mangkok atau Bucket

Dalam keadaan normal, bentuk mangkok atau bucket dengan pintu pembuangan di bawah dimungkinkan untuk dipakai pada penempatan beton semen yang mempunyai slump rendah. Yang perlu diperhatikan adalah jarak ketinggian penumpahan untuk menghindari segregasi. Kapasitas bucket bisa bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar, tergantung kebutuhan di lapangan.

Gambar 10. Pemakaian Mangkok atau Bucket pada Pengisian Kolom Suatu Bangunan Konstruksi


Buggies dan Kereta Dorong atau Wheel Barrows

Gambar 11. Buggies dan Kereta Dorong



Kereta dorong merupakan salah satu alat sederhana yang dipakai pada pemasokan  atau penuangan campuran beton semen ke atas permukaan. Dilaksanakan secara manual dengan pengisian ke dalam kereta dorong tersebut dapat dilaksanakan dari alat pencampur beton semen sederhana juga, antara lain reversible atau tilting mixer yang biasa juga disebut beton molen atau concrete mixer.

Corong atau Chutes

Gambar 12. Corong Penuangan Beton Semen dari Atas Truck Mixer
Gambar 12 menunjukan penuangan (penumpahan) beton semen dari Truck Mixer langsung ke atas permukaan memakai corong atau chutes.
Untuk cara penumpahan dengan memakai corong atau chutes ini, maka yang perlu diperhatikan adalah posisi corong harus cukup kemiringannya untuk memungkinkan campuran beton mengalir kontinyu tanpa terjadi segregasi.

Pipa atau Drop Pipes

Pada pemasokan atau penuangan dengan pipa ini atau pada drop pipes, biasanya dilaksanakan pada pengisian beton semen ke dalam lapisan dinding atau wall, atau pada pengisian kolom, untuk menghindari segregasi yang mungkin bisa terjadi akibat campuran beton semen yang jatuh bebas melalui tulangan penguat atau reinforcement.
Dalam kondisi seperti di atas dengan posisi penempatan yang agak jauh, maka biasanya dipakai pipa Tremie.
Umumnya pada pemakaian tremie, maka ujung pipa tremie harus selalu berada di dalam campuran beton semen yang sudah dikeluarkan. Pada pengecoran lantai jembatan biasanya memakai sistem pipa tremie.

Ban Berjalan atau Belt Conveyor

Gambar 13. Penuangan dengan Memakai Ban Berjalan atau Belt Conveyor



Pompa Beton atau Concrete Pump
  
Gambar 14. Pompa Beton Semen dengan Pipa yang Terpisah 
   
Gambar 15. Pompa Beton Semen diatas Truk dengan Kombinasi Boom 



Pengaliran beton semen dengan tenaga pompa bukan lagi merupakan hal yang baru. Biasanya campuran beton semen dipompakan melalui pipa-pipa kaku (rigid lines) atau pipa-pipa lentur (flexible lines). 
Dalam pelaksanaan pemasokan campuran beton semen dengan sistem pompa maka yang perlu dijaga adalah kontinuitas suplai dari campuran beton semennya. Pemompaan campuran beton semen yang efektif antara 300 feet sampai 1.000 feet atau sekitar 100 meter sampai 300 meter jauhnya, serta sekitar 100 ft sampai 300 ft tinggi atau sekitar 30 meter sampai 100 meter tinggi.

Gambar 16. Pipa-pipa pembagi campuran beton semen
Pada umumnya kita mengenal 2 (dua) tipe pompa beton semen, yaitu :

1.    Pompa piston
2.    Pompa angin tekanan tinggi (Pneumatic)
Pada pompa piston, umumnya memakai 2 (dua) piston, yang saling bergantian melaksanakan pemompaannya, yaitu piston yang satu menghisap campuran beton semen sementara piston yang satunya lagi bekerja memompa. Dari konstruksinya kita mengenal 2 (dua) macam konfigurasi pompa campuran beton semen yaitu:

Gambar 17. Truck Pompa Beton Semen dengan Boom yang Terpasang diatas Truck.

Gambar 18 a dan 18 b. Boom yang Terpasang pada Tower Crane